Pertanyaan soal gaji sering bikin deg-degan saat wawancara kerja. Salah jawab bisa bikin kamu dianggap tidak realistis atau malah terjebak di gaji yang terlalu rendah.

Lalu, gimana cara menjawab “Gaji yang Anda harapkan?” dengan cerdas, percaya diri, dan tetap bisa mengamankan posisi tanpa menjual diri terlalu murah?

Di artikel ini, kamu akan belajar cara menjawab pertanyaan soal gaji secara elegan:

  • Tanpa menghindar

  • Tetap realistis

  • Dan bisa membuka ruang negosiasi


❓ Kenapa Pewawancara Menanyakan Pertanyaan Ini?

Penting untuk tahu alasan di balik pertanyaan ini:

  1. Menilai seberapa kamu menghargai dirimu sendiri

  2. Melihat apakah ekspektasimu sesuai dengan budget perusahaan

  3. Menguji kemampuan negosiasi dan komunikasi kamu

  4. Menyaring kandidat yang terlalu jauh dari kisaran gaji perusahaan

Jadi, jawabannya harus cerdas, masuk akal, dan tidak terlalu kaku.


🎯 Strategi Cerdas Menjawab Pertanyaan “Gaji yang Anda Harapkan”

1. Riset Gaji Sebelum Wawancara

Sebelum wawancara, cari tahu kisaran gaji untuk posisi yang kamu lamar.

Situs yang bisa kamu gunakan:

Contoh kisaran:

Posisi: Digital Marketing Specialist
Lokasi: Jakarta
Rentang Gaji: Rp6 juta – Rp12 juta

2. Berikan Rentang, Bukan Angka Tunggal

Hindari menyebut angka tunggal, karena itu membatasi ruang negosiasi. Berikan rentang yang realistis dan sesuai riset.

“Berdasarkan riset saya dan pengalaman kerja yang saya miliki, kisaran gaji yang saya harapkan adalah Rp8 juta hingga Rp10 juta.”

3. Sesuaikan Jawaban dengan Nilai Tambahmu

Jika kamu punya skill tambahan atau sertifikasi, sampaikan itu sebagai alasan ekspektasi gajimu.

“Saya memahami bahwa posisi ini biasanya di angka RpX juta. Namun dengan pengalaman saya menangani proyek besar dan sertifikasi digital marketing saya, saya rasa angka antara Rp9–11 juta cukup relevan.”

4. Tanyakan Balik Jika Belum Ada Informasi

Kamu juga bisa melempar balik pertanyaan secara halus, terutama jika belum tahu rincian tanggung jawab.

“Sebelum saya menyebutkan angka, bolehkah saya tahu lebih detail mengenai cakupan tanggung jawab posisi ini dan benefit lainnya?”


✨ Contoh Jawaban Cerdas Berdasarkan Situasi

Situasi 1: Fresh Graduate

“Sebagai lulusan baru, saya cukup fleksibel soal gaji. Yang terpenting bagi saya saat ini adalah belajar dan berkembang. Namun, dari riset saya, posisi ini umumnya di angka Rp4–5 juta, dan saya terbuka untuk berdiskusi lebih lanjut.”

Situasi 2: Profesional Berpengalaman

“Dengan pengalaman 4 tahun di bidang sales dan kontribusi saya meningkatkan revenue perusahaan sebelumnya, saya mengharapkan kisaran gaji Rp10–12 juta. Tapi tentu saya terbuka untuk berdiskusi sesuai kebijakan perusahaan.”

Situasi 3: Melamar di Startup

“Saya memahami bahwa startup mungkin punya struktur gaji yang berbeda. Saya fleksibel dan tertarik dengan lingkungan dinamis. Harapan saya di kisaran Rp7–8 juta, dan saya juga tertarik dengan sistem ESOP atau benefit lainnya.”


💡 Tips Tambahan Agar Jawaban Makin Meyakinkan

  • ✅ Jangan jawab “terserah perusahaan” → ini bikin kamu terkesan tidak percaya diri

  • ✅ Jangan juga sebut angka terlalu tinggi tanpa dasar → terkesan serakah

  • ✅ Gunakan nada yang tenang dan percaya diri

  • ✅ Hindari memberi kesan “butuh banget kerja”

  • ✅ Pastikan jawabanmu logis dengan pengalamanmu


📚 Studi Kasus: Aldi & Gaji yang Naik 30%

Aldi melamar sebagai UI/UX Designer. Ia ditanya soal gaji, dan menjawab:

“Di pekerjaan saya sebelumnya, saya digaji Rp9 juta. Dengan pengalaman dan proyek freelance tambahan saya, saya berharap di angka Rp11–13 juta.”

HR menghargai Aldi karena dia transparan, punya data, dan menyampaikan dengan tenang. Akhirnya, Aldi mendapat tawaran Rp12 juta — naik 30% dari gaji sebelumnya.


FAQ – Pertanyaan Umum Seputar Gaji Saat Interview

1. Apa yang harus saya jawab kalau belum tahu kisaran gajinya?
Jawab diplomatis: “Saya terbuka untuk diskusi, tapi idealnya di kisaran X juta sesuai riset dan pengalaman saya.”

2. Kalau gaji saya sebelumnya kecil, harus jujur?
Ya, tapi jangan menjadikannya batas. Fokuskan pada skill dan pencapaian baru kamu.

3. Bolehkah saya tanya soal bonus atau tunjangan?
Boleh, tapi tunggu sampai sesi negosiasi atau setelah kamu mendapat offer.

4. Kalau saya jawab terlalu rendah, apa yang bisa saya lakukan?
Segera perbaiki di tahap negosiasi dengan alasan logis (tanggung jawab lebih besar, dll.)

5. Apakah saya boleh menolak tawaran gaji kalau tidak sesuai harapan?
Boleh. Tapi sampaikan dengan sopan dan profesional. Jangan langsung tolak mentah-mentah.


Kesimpulan

Pertanyaan “Gaji yang Anda harapkan?” memang tricky, tapi dengan persiapan dan strategi yang tepat, kamu bisa menjawabnya secara elegan tanpa terlihat serakah atau tidak percaya diri.

Ingat, nilai dirimu, tahu kisaran pasar, dan sesuaikan jawaban dengan konteks perusahaan.